24-02-2009
أَنْوَاعُ الْمُبْتَدَأِ
(Macam-Macam Mubtada’)

1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob
Contoh:
أَللهُ عَلِيْمٌ (Allah Maha Mengetahui)
الْوَلَدَانِ مُجْتَهِدَانِ (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh)
عُمَرُ عَادِلٌ (Umar adalah seorang yang adil)
Selengkapnya… »
20-02-2009
اَلْمُبْتَدَأُ وَالْخَبَرُ
(Mubtada’ dan Khobar)
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)
Contoh:
مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)
Selengkapnya… »
18-02-2009
Catatan Na’ibul Fa’il:
1. Ketentuan na’ibul fa’il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa’il.
2. Naibul fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.
Contoh:
يُقْبَضُ فِى الطَّرِيْقِ السَّارِقُ (Pencuri itu ditangkap di jalan)
3. Apabila na’ibul fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk na’ibul fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.
Selengkapnya… »
15-02-2009
نَائِبُ الفَاعِلِ
(Naibul Fa’il)
Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
ضُرِبَ الْكَلْبُ (Anjing itu telah dipukul)
يُكْتَبُ الدَّرْسُ (Pelajaran sedang ditulis)
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
1. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
Contoh:
نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)
Selengkapnya… »
13-02-2009
Sebutkan sebab-sebab yang menjadikan isim-isim di bawah ini tidak menerima tanwin!
Lihat pembahasannya pada pelajaran Isim Ghoirul Munshorif
- سُفْلَى : Rendah
- حَمْرَاءُ : Merah
- أَشْيَاءُ : Sesuatu-sesuatu
- مَوَانِعُ : Penghalang-penghalang
- أَخْنَسُ : Kotor
- جَاكَرْتَا : Jakarta
- إِسْحَاقُ : Ishaq
- خُمَاسُ : Lima-lima
- إِسْرَافِيْلُ : Isrofil
- مَقَاعِدُ : Kaidah-kaidah
- كَسْلاَنُ : Malas
- يُوْسُفُ : Yusuf
- حَضْرَمَوْتُ : Hadhromaut
10-02-2009
Catatan Macam Fa’il:
- Alif yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan alif itsnain ( أَلِفُ الإِثْنَيْنِ )
- Wawu yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan wawu jama’ah ( وَاوُ الْجَمَاعَةِ )
- Nun yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan nun niswah ( نُوْنُ النِّسْوَةِ )
- Ta’ yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan ta’ fa’il ( تَاءُ الْفَاعِلِ )
- Ya’ yang berfungsi sebagi fa’il dinamakan ya mukhothobah ( يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ )
Selengkapnya… »
09-02-2009
3. Fi’il Amr

اُكْتُبْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ
اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif
اُكْتُبُوْا: Fa’ilnya adalah wawu
Selengkapnya… »
08-02-2009
2. Fi’il Mudhori’

يَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
يَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
يَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu
تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
Selengkapnya… »
07-02-2009
Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhomir
1. Fi’il Madhi

كَتَبَ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
كَتَبَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبُوا: Fa’ilnya adalah wawu
كتَبَتْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
كَتَبَتَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
Selengkapnya… »
06-02-2009
أَنْوَاعُ الْفَاعِل
(Macam-Macam Fa’il)

1. Fa’il yang berupa isim mu’rob
نَجَحَ الْمُجْتَهِدُ فِي الاِمْتِحَانِ
2. Fa’il yang berupa isim mabni
Selengkapnya… »
05-02-2009
Catatan Fa’il:
1. Fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.
Contoh:
رَجَعَ مِن الْجَامِعَةِ الطَّالِبُ (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)
ضَرَبَ الْكَلْبَ عَلِيٌّ (Ali memukul anjing)
2. Apabila fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.
Selengkapnya… »
04-02-2009
Sebagian kaum muslimin, bahkan imam yang memimpin shalat memulai shalat dengan mengucapkan, aallahu akbar, yaitu dengan memanjangkan kata ‘a’ di awalnya… cara baca seperti itu adalah cara yang salah, bahkan menimbulkan makna kekafiran. Kalimat
اَللهُ أَكْبَرُ
Dengan lafazh, Allaahu Akbar (semua kata di baca satu harakat, kecuali lafazh lam kedua pada lafazh jalalah Allah dan inilah yang benar), memiliki makna bahwa Allah adalah yang maha besar, jika kalimat tersebut di ganti dengan memanjangkan ‘a’ di awal menjadi,
آللهُ أَكْبَرُ
Yang di dapat dari kalimat,
أَاَللهُ أَكْبَرُ
Selengkapnya… »
03-02-2009
حَرْفَا الْاِسْتِفْهَامِ
Dua Huruf Istifham
Kata tanya dalam bahasa arab ada dua, yang pertama dalam bentuk isim dan yang kedua dalam bentuk huruf.
Kata tanya dalam bentuk isim adalah kata tanya dengan menggunakan isim sebagai kata tanyanya, isim-isim ini juga dinamakan dengan isim istifham. Rincian pelajaran ini bisa dilihat pada pelajaran isim-isim mabni.
1Z0-468
Adapun kata tanya dalam bentuk huruf ada dua macam, yaitu dengan menggunakan huruf hamzah ( أَ ) dan huruf hal ( ْهَل )
Selengkapnya… »
02-02-2009
الْفَاعِلُ
(Fa’il)
Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.
Contoh:
ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)
يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ? (Muhammad sedang menulis pelajaran)
Ketentuan-Ketentuan Fa’il:
1. Fa’il adalah isim yang marfu’
Contoh:
نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)
زَيْدٌ adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
مُحَمَّدًا bukan sebagai fa’il karena dia manshub
ذَهَبَ الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)
الرَّجُلُ adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
السُّوْقِ bukan sebagai fa’il karena dia majrur
Selengkapnya… »
01-02-2009