web 2.0

Bahasa Arab Dasar 42: Fa’il

الْفَاعِلُ
(Fa’il)

Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.

Contoh:

ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)

يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ? (Muhammad sedang menulis pelajaran)

Ketentuan-Ketentuan Fa’il:

1. Fa’il adalah isim yang marfu’

Contoh:

نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

زَيْدٌ adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’

مُحَمَّدًا bukan sebagai fa’il karena dia manshub

ذَهَبَ الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)

الرَّجُلُ adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’

السُّوْقِ bukan sebagai fa’il karena dia majrur

2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan fa’il

Contoh:

مُحَمَّدٌ يَكْتُبُ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)

مُحَمَّدٌ bukan sebagai fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.

Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.

3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il.

Contoh:

ضُرِبَ عَلِيٌّ (Ali dipukul)

عَلِيٌّ bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.

4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod

Contoh:

كَتَبَ الْمُسْلِمُ الدَّرْسَ (Seorang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ الْمُسْلِمَانِ الدَّرْسَ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ الْمُسْلِمُوْنَ الدَّرْسَ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)

5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.

Contoh:

شَرِبَ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad telah minum susu)

شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam telah minum susu)

يَشْرَبُ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad sedang minum susu)

تَشْرَبُ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam sedang minum susu)

Dengarkan Kajian:

Print This Post Print This Post 34,691 views

Iklan Baris

Web Buletin Tauhid
Website ini adalah kumpulan berbagai artikel Buletin At Tauhid. Buletin ini diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) yang berpusat di Yogyakarta. Buletin ini terbit setiap Jum'at dan disebar di masjid-masjid sekitar kampus UGM.

24 Komentar Untuk “Bahasa Arab Dasar 42: Fa’il”

  1. Assalamu’alaikum Wrb.

    Langsung pada pertanyaan ya Pak, ketentuan pada point 4 apakah berlaku juga untuk fiil mudhori.

  2. wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Iya, ketentuan tersebut juga berlaku pada fi’il mudhori’.

  3. Assalamualaikum

    Kalou kalimatnya begini pak bagimana bhs arabnya: orang kafir itu di bunuh oleh ahmad

  4. aJaRin DuNkZzZ cArAnyA ByAr Bsaa cPeT muDeNg NAShOr,OcReK

  5. pak,.
    saya koq agak gak mudeng yaw nahwu shorof,
    saya kepingin bisa
    fail lah
    fiil lah
    maful lah
    irob lah
    pokoknya smuanya pak…,,
    caranya gmna yaw?????

  6. Bahasa Arab Dasar 42, audionya berjalan sekadar 0:13 saat sahaja

  7. #ismail
    Alhamdulillah kami barusan cek, tidak ada masalah akhi, silakan coba kembali.

  8. koq audio BAD 42 masih sendat-sendat cuma batas 4:48 aja

  9. Mahu ditanya نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)adakah Muhammadan itu dikenali sebagai maf’ul bih…

  10. #ismail
    Na’am akhi, benar…

  11. makasih, rasanya kok blh faham perlahan-lahan…Insya-Allah…

  12. apakah maf’ul bih selalu berkeadaan manshub jika ia tidak didahului huruf jer…

  13. di alqur’an sering dijumpai huruf athof di awal ayat. apa failnya juga mengikuti isim yang pertama?? berarti fail sama??

  14. #musya
    Tolong disebutkan contohnya akhi, karena pertanyaannya masih global. Huruf wawu di awal belum tentu huruf athaf, bisa jadi huruf yang lain.

  15. assalamu’alaikum wr.wb
    mf sebelumnya saya belum mengerti tentang fungsi dan makna wawu dalam ilmu nahwu, dan dalam bahasa indonesia

  16. […] memaknai “ilaah” dengan makna fa’il mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “laa ilaaha illallah” adalah “laa khooliqo […]

  17. untuk point 2 muhammadun dan point 3 ‘aliyun dianggap bukan fail, maka mereka disebut apa? Kok tidak diterangkan? Syukron atas jawabannya.

  18. @Abu Nafilah
    Tidak diterangkan karena pembahasannya di pelajaran berikutnya akhi.
    Muhammadun sebagai mubtada dan ‘aliyyun sebagai naibul fa’il.

  19. web ini sangat membantu ana dalam memahami kaidah nahwu..mudah2an ada pembahasan ilmu shorof untuk tahap berikutnya.syukron

  20. jika fa’ilnya mutsanna atau jamak apakah fiilnya senantiasa tetap dalam keadaan mufrad atau tdk?

  21. @betty
    Benar…. seperti yang anda katakan.
    contoh :
    جلس الطالب
    جلس الطالبان
    جلس الطلاب
    walaupun faa’ilnya ada yang mufrod الطالب , ada yang mutsanna الطالبان dan ada yang jama’ الطلابُ namun fi’ilnya tetap saja dalam bentuk mufrod yaitu : جلس
    و الله أعلم

  22. @lukman
    mudah-mudahan. ‘afwan

  23. afwan ingin memastikan. apakah ketentuan yg nomor 2 adalah contoh dhomir ghoib?

  24. @ridho
    ketentuan nomor itu menjelaskan, kalau isim terletak setelah fi’il maka besar kemungkinan dia adalah fa’il, kalau isimnya di depan fi’il maka dia bukan fa’il.