web 2.0

Bahasa Arab Dasar 79: Macam-Macam Maf’ul Bih

أَنْوَاعُ الْمَفْعُوْلِ بِهِ
(Macam-Macam Maf’ul Bih)

Macam Maf'ul Bih

1. Maf’ul bih yang berupa isim mu’rob

Contoh:

يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ اَلرِّسَالَةَ (Muhammad membaca surat)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 78: Manshubatul Asma – Maf’ul Bih

مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ
(Keadaan Dinashobkannya Isim-Isim)

Kelompok Manshubatul Asma:

  1. اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ
  2. اَلْمَفْعُوْلُ فِيْهِ
  3. اَلْمَفْعُوْلُ ِلأَجْلِهِ
  4. اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ
  5. اَلْمَفْعُوْلَُُ مَعَهُ
  6. اَلْحَالُ
  7. اَلتَّمْيِِِِِيْزُ
  8. اَلْمُسْتَثْنَى
  9. خَبَرُ كَانَ
  10. اِسْمُ إِنَّ
  11. اَلْمُنَادَى
  12. اَلتَّوَابِعُ

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 77: Catatan Khusus Badal

>Catatan Khusus:

Apabila badal berupa lafadz ابن, maka mubdal minhu (yang dibadali/kata yang terletak sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz ابن dihilangkan alifnya (menjadi بن) dan kata yang terletak setelahnya dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih

Contoh:

مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 76: Catatan Badal

Catatan:

1. Badal ba’dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu nya.

2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah:

a. Nama orang atau gelar

Contoh:

كَتَبَ الشَيْخُ مُحَمَّدٌ رِسَالَةً مُفِْيدَةً (Ali bin Abi Thalib berkata)

قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ (Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 75: Macam-Macam Badal

1. َبَدَلٌ مُطَابِقٌ

Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.

Contoh:

اَلإِمَامُ أَحْمَدُ رَجُلٌ صَالِحٌ (Imam Ahmad adalah seorang lelaki yang shalih)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 74: Badal

اَلْبَدَلُ
(Badal)

Badal adalah tabi? yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja.

Contoh:

يَجْلِسُ الأُسْتَاذُ مُحَمَّدٌ (Ustadz Muhammad sedang duduk)

ضُرِبَ عَلِيٌ رِجْلُهُ (Ali dipukul kakinya)

Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata “yaitu” pada terjemah kata yang digantikan.

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 73: Faidah Tambahan Taukid

Faidah Tambahan:

Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak.

Contoh:

جَاء الْجَيْشُ جَمِيْعُهُ

اَلأُمَّةُ الإِسْلاَمِيَّةُ جَمِيْعُهَا قَلْبٌ وَاحِدٌ

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 72: Lafazh-Lafazh Taukid

Diantara lafazh-lafazh taukid adalah:

1. نَفْسُ

Contoh:

صَامَ مُحَمَّدٌ نَفْسُهُ (Muhammad benar-benar telah puasa)

2. عَيْنُ

Contoh:

جَائَتْ مَرْيَمُ عَيْنُها (Maryam benar-benar telah datang)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 71: Taukid

اَلتَّوْكِيْدُ
(Taukid)

Taukid adalah tabi? yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.

Contoh:

جَاءَ الأُسْتَاذُ نَفْسُهُ (Ustadz itu telah datang)

حَضَرَ الطُّلاَّبُ كُلُّهُمْ (Para Mahasiswa semuanya telah datang)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 70: Macam-Macam Huruf ‘Athaf

Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:

1. وَ

Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (مُطْلَقُ الْجَمْعِ)

Contoh:

جَاءَ مُحَمَّدٌ وَحَسَنٌ وَسَعِيْدٌ (Muhammad, Hasan dan Sa?id telah datang)

2. فَ

Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda ((اَلتَّرْتِيْبُ مَعَ التَّعْقِيْبِ))

Contoh:

جَاءَ مُحَمَّدٌ فَحَسَنٌ فَسَعِيْدٌ (Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa?id)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 69: ‘Athaf Ma’thuf

اَلْعَطْفُ
(‘Athaf)

‘Athaf adalah tabiط yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf penghubung / penyambung)

Contoh:

جَاءَ عُمَرُ وَعُثْمَانُ (Umar dan Utsman telah datang)

نَامَ مُحَمَّدٌ ثُمَّ عَلِيٌّ (Muhammad tidur kemudian Ali)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 68: Faidah Tambahan Na’at Man’ut

Catatan:

1. Apabila man’ut berupa isim jama’ yang tidak berakal (جَمْعٌ لِغَيْرِ عَاقِلٍ) maka na’atnya boleh berbentuk mufrod muannats atau jama’ muannats.

Contoh:

اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَةُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)

اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَاتُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 67: Na’at Man’ut

اَلنَّعْتُ
(Na’at)

Na’at adalah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at bisa disebut sifat.

Contoh:

جَاءَ إِمَامٌ عَادِلٌ (Seorang imam yang adil telah datang)

تُصَلِّي مُسْلِمَةٌ صَالِحَةٌ (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat)

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 66: Tabi’ Dan Tawabi’

اَلتَّابِعُ
(Tabi’)

Tabi’ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i’rab.

Contoh:

جَاءَ رَجُلٌ كَرِيْمٌ (Seorang lelaki yang mulia telah datang)

رَأَيْتُ رَجُلاً كَرِيْمًا (Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia)

Istilahnya:

اَلْمَتْبُوْعُ = Kata yang diikuti

اَلتَّابِعُ = Kata yang mengikuti

Selengkapnya… »

Bahasa Arab Dasar 65: Catatan Khobar Inna

Catatan Khobar Inna:

1. Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan khobar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan khobar inna juga menyesuaikan.

Contohnya adalah kalimat:

فِي الْبَيْتِ الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu di dalam rumah)

Selengkapnya… »

Previous Entries Next Entries