أَنْوَاعُ الْمَفْعُوْلِ بِهِ
(Macam-Macam Maf’ul Bih)

1. Maf’ul bih yang berupa isim mu’rob
Contoh:
يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ اَلرِّسَالَةَ (Muhammad membaca surat)
أَنْوَاعُ الْمَفْعُوْلِ بِهِ
(Macam-Macam Maf’ul Bih)

1. Maf’ul bih yang berupa isim mu’rob
Contoh:
يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ اَلرِّسَالَةَ (Muhammad membaca surat)
مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ
(Keadaan Dinashobkannya Isim-Isim)
Kelompok Manshubatul Asma:
>Catatan Khusus:
Apabila badal berupa lafadz ابن, maka mubdal minhu (yang dibadali/kata yang terletak sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz ابن dihilangkan alifnya (menjadi بن) dan kata yang terletak setelahnya dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih
Contoh:
Catatan:
1. Badal ba’dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu nya.
2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah:
a. Nama orang atau gelar
Contoh:
كَتَبَ الشَيْخُ مُحَمَّدٌ رِسَالَةً مُفِْيدَةً (Ali bin Abi Thalib berkata)
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ (Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah)

Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.
Contoh:
اَلإِمَامُ أَحْمَدُ رَجُلٌ صَالِحٌ (Imam Ahmad adalah seorang lelaki yang shalih)
اَلْبَدَلُ
(Badal)
Badal adalah tabi? yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja.
Contoh:
يَجْلِسُ الأُسْتَاذُ مُحَمَّدٌ (Ustadz Muhammad sedang duduk)
ضُرِبَ عَلِيٌ رِجْلُهُ (Ali dipukul kakinya)
Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata “yaitu” pada terjemah kata yang digantikan.
Faidah Tambahan:
Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak.
Contoh:
Diantara lafazh-lafazh taukid adalah:
1. نَفْسُ
Contoh:
صَامَ مُحَمَّدٌ نَفْسُهُ (Muhammad benar-benar telah puasa)
2. عَيْنُ
Contoh:
جَائَتْ مَرْيَمُ عَيْنُها (Maryam benar-benar telah datang)
اَلتَّوْكِيْدُ
(Taukid)
Taukid adalah tabi? yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.
Contoh:
جَاءَ الأُسْتَاذُ نَفْسُهُ (Ustadz itu telah datang)
حَضَرَ الطُّلاَّبُ كُلُّهُمْ (Para Mahasiswa semuanya telah datang)
Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:
1. وَ
Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (مُطْلَقُ الْجَمْعِ)
Contoh:
جَاءَ مُحَمَّدٌ وَحَسَنٌ وَسَعِيْدٌ (Muhammad, Hasan dan Sa?id telah datang)
2. فَ
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda ((اَلتَّرْتِيْبُ مَعَ التَّعْقِيْبِ))
Contoh:
جَاءَ مُحَمَّدٌ فَحَسَنٌ فَسَعِيْدٌ (Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa?id)
اَلْعَطْفُ
(‘Athaf)
‘Athaf adalah tabiط yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf penghubung / penyambung)
Contoh:
جَاءَ عُمَرُ وَعُثْمَانُ (Umar dan Utsman telah datang)
نَامَ مُحَمَّدٌ ثُمَّ عَلِيٌّ (Muhammad tidur kemudian Ali)
Catatan:
1. Apabila man’ut berupa isim jama’ yang tidak berakal (جَمْعٌ لِغَيْرِ عَاقِلٍ) maka na’atnya boleh berbentuk mufrod muannats atau jama’ muannats.
Contoh:
اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَةُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَاتُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
اَلنَّعْتُ
(Na’at)
Na’at adalah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at bisa disebut sifat.
Contoh:
جَاءَ إِمَامٌ عَادِلٌ (Seorang imam yang adil telah datang)
تُصَلِّي مُسْلِمَةٌ صَالِحَةٌ (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat)
اَلتَّابِعُ
(Tabi’)
Tabi’ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i’rab.
Contoh:
جَاءَ رَجُلٌ كَرِيْمٌ (Seorang lelaki yang mulia telah datang)
رَأَيْتُ رَجُلاً كَرِيْمًا (Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia)
Istilahnya:
اَلْمَتْبُوْعُ = Kata yang diikuti
اَلتَّابِعُ = Kata yang mengikuti
Catatan Khobar Inna:
1. Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan khobar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan khobar inna juga menyesuaikan.
Contohnya adalah kalimat:
فِي الْبَيْتِ الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu di dalam rumah)
Mulai Pelajaran Dari Awal?
Klik Link Berikut:
Daftar Isi Pelajaran Nahwu Dasar
Daftar Latihan Nahwu Dasar
Untuk penampilan browser yang lebih baik, hendaknya pengujung sekalian mengikuti panduan pada Link Berikut:
Panduan Situs
Ingin Lihat Arsip Lengkap?
Klik Link Berikut:
Arsip