10-12-2009
اَلتَّمْيِيْزُ?
(Tamyiz)
Tamyiz adalah isim nakiroh yang disebutkan dalam suatu kalimat untuk memberi penjelasan sesuatu yang masih samar.
Sesuatu yang masih samar yang dijelaskan oleh tamyiz dikenal dengan istilah mumayyaz (اَلْمُمَيَّزُ).
Contoh:
اِشْتَرَيْتُ عِشْرِيْنَ كِتَابًا (Aku membeli dua puluh kitab)
عِشْرِيْنَ = Mumayyaz
كِتَابًا = Tamyiz
Selengkapnya… »
06-12-2009
Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka ia adalah sifat, adapun apabila terletak setelah isim ma’rifat maka ia adalah hal.
Contoh:
سَمِعْتُ طُيُوْرًا تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
تُغَرِّدُ = Sifat
سَمِعْتُ الطُّيُوْرَ تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
تُغَرِّدُ = Hal
Selengkapnya… »
03-12-2009
أَنْوَاعُ الْحَالِ
Macam-Macam Hal

1. Mufrod
Yaitu hal yang berbentuk tunggal. Termasuk bentuk mufrod disini adalah isim mufrod, mutsanna dan jama’.
Contoh:
أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا
(Anak itu makan sambil berdiri)
Selengkapnya… »
27-11-2009
Ketentuan-ketentuan Hal:
1. Hal merupakan isim yang mansub.
Contoh:
صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh Hal) berbentuk isim ma’rifat.
Contoh:
أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri)
اَلْوَلَدُ = Shohibul hal, ma’rifat
قَائِمًا = Hal, nakiroh
Selengkapnya… »
25-11-2009
اَلْحَالُ
(Hal)
Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bih saat terjadinya fi’il (perbuatan).
Contoh:
صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلَى الْمَسْجِدِ مَاشِيًا (Muhammad pergi ke masjid dengan berjalan)
رَأَيْتُ الأُسْتَاذَ رَاكِبًا (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan)
Selengkapnya… »
22-11-2009
Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof:
1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah wau ‘athof tergantung ma’thufnya.
Contoh :
سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ = waunya adalah wau ma’iyyah
سَارَ عَلِيٌّ وَحَسَنٌ = waunya adalah wau ‘athof
Selengkapnya… »
19-11-2009
اَلْمَفْعُوْلُ مَعَهُ
(Maf’ul Ma’ah)
Maf’ul ma’ah adalah isim yang terletak setelah huruf (?) yang mempunyai arti “bersama” untuk menunjukkan kebersamaan.
Contoh:
سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ (Ali berjalan bersama dengan gunung)
جَاءَ مُحَمَّدٌ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari)
Selengkapnya… »
16-11-2009
Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq:
1. Maf’ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan).
2. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat makna.
Contoh:
رَفَسْتُ رَفْسًا (Aku menendang dengan sebenar-benarnya menendang)
3. Maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wazan فَعْلَةً
Contoh:
رَفَسْتُ رَفْسَةً (Aku menendang dengan sekali tendang)
Selengkapnya… »
12-11-2009
اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ
Maf’ul Muthlaq
Maf’ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi’il yang berfungsi untuk penguat makna, penjelas bilangan atau penjelas sifat.
Contoh:
حَفِظْتُ الدَّرْسَ حِفْظًا (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal)
ضَرَبْتُهُ ضَرْبًا (Aku telah memukulnya dengan sebenar-benar memukul)
Selengkapnya… »
09-11-2009
اَلْمَفْعُوْلُ لأََجْلِهِ
Maf’ul Liajlih
Maf’ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.
Contoh:
صَلَّيْتُ إِيْمَانًا بِاللهِ (Aku shalat karena iman kepada Allah)
زُرْتُ عَلِيًّا حُبًّا لَهُ (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya)
Selengkapnya… »
06-11-2009
Catatan Zhorof:
1. Zhorof ghoiru mutashorrif boleh di-jer-kan dengan huruf ?مِنْ
Contoh:
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ مِنْ قَبْلِكُمْ (Aku telah memasuki masjid sebelum kalian)
2. Ada beberapa zhorof yang bentuknya adalah mabni.
Contoh:
أَمْسِ (Kemarin)
حَيْثُ (Di manapun)
Selengkapnya… »
30-10-2009
أَنْوَاعُ الظَّرْفِ
Macam-Macam Zhorof

A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk selain zhorof.
Contoh:
صُمْتُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ (Aku berpuasa pada hari senin)
يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمٌ مُبَارَكٌ (Hari jum’at adalah hari yang diberkahi)
Selengkapnya… »
26-10-2009
اَلْمَفْعُوْلُ فِيْهِ
(Maf’ul Fih)
Maf’ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan.
Contoh:
شَافَرْتُ لَيْلاً (Aku bersafar pada waktu malam)
صُمْتُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ (Aku berpuasa pada hari senin)
جَلَسْتُ أَمَامَ الْمِنْبَر (Aku duduk di depan mimbar)
نَامَ الْكَلْبُ خَلْفَ الْبَابِ (Anjing itu tidur di belakang pintu)
Selengkapnya… »
23-10-2009
Catatan Maf’ul Bih:
Di dalam satu kalimat, terkadang ditemukan maf’ul bih lebih dari satu.
Contoh:
أَعْطَى الْمُدَرِّسُ مُحَمَّدًا جَائِزَةً (Pengajar itu memberi Muhammad hadiah)
عَلَّمَ الأُسْتَاذُ الطُّلاَّبَ عِلْمَ النَّحْوِ (Guru itu mengajarkan para mahasiswa ilmu nahwu)
Selengkapnya… »
19-10-2009
Letak-letak maf’ul bih dalam struktur kalimat:
1.? فِعْلٌ – فَاعِلٌ – مَفْعُوْلٌ بِهِ
Contoh:
رَفَسَ مُحَمَّدٌ اَلْكُرَّةَ (Muhammad menendang bola)
ذَبَحَ مُحَمَّدٌ اَلْغَنَمَ (Muhammad menyembelih kambing)
Selengkapnya… »