C. Hukum mustatsna dengan خَلاَ, عَدَا, حَاشَا
Mustasna dengan خَلاَ, عَدَا, حَاشَا boleh nashob ataupun jar / majrur.
Contoh:
رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ خَلاَ مُحَمَّدًا / مُحَمَّدٍ
جَاءَ الرِّجَالُ عَدَا عَلِيًّا / عَلِيٍّ
C. Hukum mustatsna dengan خَلاَ, عَدَا, حَاشَا
Mustasna dengan خَلاَ, عَدَا, حَاشَا boleh nashob ataupun jar / majrur.
Contoh:
رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ خَلاَ مُحَمَّدًا / مُحَمَّدٍ
جَاءَ الرِّجَالُ عَدَا عَلِيًّا / عَلِيٍّ
B. Hukum mustatsna dengan غَيْر dan سِوَى
Mustatsna dengan غَيْر dan سِوَى adalah selalu majrur.
Contoh:
رَسَبَ الطُّلاَّبُ غَيْرَ عَلِيٍّ (Para murid gagal kecuali Ali)
نَجَحَ الطُّلاَّبُ سِوَى حَسَنٍ (Para murid lulus kecuali Hasan)
A. Hukum mustatsna dengan إِلاَّ
1. Wajib nashob, apabila kalimatnya positif dan disebutkan mustatsna minhu.
Contoh:
رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ إِلاَّ مُحَمَّدَا (Para hadirin telah pulang kecuali Muhammad)
رَجَعَ التَّلاَمِيْذُ إِلاَّ وَلَدَيْن (Para siswa telah pulang kecuali dua orang anak)
اَلْمُسْتَثْنَى
(Mustatsna)
Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (alat pengecualian) untuk menyelisihi hukum kata sebelum adatul istitsna. Kata yang terletak sebelum adatul istitsna dikenal dengan istilah mustatsna minhu اَلْمُسْتَثْنَى مِنْهُ
Contoh:
نَجَحَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ حَسَنًا(Para siswa lulus kecuali Hasan)
إِلاَّ = Alat pengecualian / Adat istitsna
اَلطُّلاَّبُ = Mustatsna minhu
حَسَنًا = Mustatsna
Mulai Pelajaran Dari Awal?
Klik Link Berikut:
Daftar Isi Pelajaran Nahwu Dasar
Daftar Latihan Nahwu Dasar
Untuk penampilan browser yang lebih baik, hendaknya pengujung sekalian mengikuti panduan pada Link Berikut:
Panduan Situs
Ingin Lihat Arsip Lengkap?
Klik Link Berikut:
Arsip