Banyak mereka-mereka yang mengeluh akan kesulitan yang senantiasa dihadapi. Bukannya bersabar, namun mereka justru menjadi putus asa dan hilang harapan. Dan sikap seperti ini merupakan kesalahan.
Lantas bagaimana sikap kita?
Perhatikan penggalan surat Al-Insyirah ayat 5-6 berikut:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6
Pada ayat ini, Allah mengulang kalimat yang sama sebanyak dua kali. Apa maknanya? Selengkapnya… »
Dalam ushul tafsir terdapat kaidah bahwa “jika isim nakiroh terletak setelah kata peniadaan (nafyun), pelarangan (nahyun), syarat (syartun) atau pertanyaan (istifhaamun), maka menunjukkan sesuatu yang umum”.
Sebagai contoh adalah dalam surat An-nisa ayat 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukannya dengan sesuatu apapun”. Selengkapnya… »
Ada suatu kaidah penting dalam ushul tafsir, dimana jika terdapat alif dan lam masuk pada isim jenis (seperti manusia, jin dll) atau masuk pada isim sifat (nama sifat), maka menunjukkan istighroqiyah, yakni menunjukkan makna yang mencakup keseluruhan dari jenis atau sifat yang dimasukinya.
Pada pelajaran mengenai bahasa arab, kita ketahui bahwa isim yang kemasukan alif dan lam adalah isim yang ma’rifat, yakni isim yang tertentu, namun ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka alif dan lam ini berfungsi sebagaimana kaidah di atas. Kaidah ini telah disepakati oleh para ulama bahasa arab dan juga ulama ushul fiqih.
Contohnya sebagaimana dalam firman Allah surat al-Ahzab ayat 35:
Selengkapnya… »