web 2.0

Bahasa Arab Dasar 87: Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq

Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq:

1. Maf’ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan).

2. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat makna.

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسًا (Aku menendang dengan sebenar-benarnya menendang)

3. Maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wazan فَعْلَةً

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسَةً (Aku menendang dengan sekali tendang)

4. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq disifati atau diidhofahkan, maka ia berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis.

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسًا شَدِيْدًا (Aku menendang dengan tendangan yang keras)

رَفَسْتُ رَفْسَ الْجُنُودِ (Aku menendang seperti tendangan para tentara)

5. Terkadang fi’il dari maf’ul muthlaq dihilangkan.

Contoh :

شُكْرًا (Terima kasih)

Yang asalnya adalah:

أَشْكُرُكَ شُكْرًا (Aku berterima kasih kepadamu dengan betul-betul terima kasih)

Dengarkan Kajian:

Iklan Baris

Web Buletin Tauhid
Website ini adalah kumpulan berbagai artikel Buletin At Tauhid. Buletin ini diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) yang berpusat di Yogyakarta. Buletin ini terbit setiap Jum'at dan disebar di masjid-masjid sekitar kampus UGM.