>>Satu kata bermakna ganda dan maknanya berkebalikan sekaligus
Ada beberapa kata bisa bermakna ganda dan uniknya maknanya bisa berkebalikan. Maknanya bisa dibedakan dengan melihat konteks kalimat.
Misalnya,
- Kata [زوج] “zaujun” arti aslinya adalah suami dan uniknya dia juga berarti pasangan,sehingga bisa kita artikan istri.
Kita lebih mengenal bahwa bahasa arab istri adalah [زوجة] “zaujatun”. contoh yang valid dalam Al Qur’an:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
“Dan Kami berfirman : “Hai Adam, tinggallah kamu dan isterimu di surga ini” (QS. Al Baqarah : 35)
Dalam ayat digunakan [زَوْجُكَ] “zaujuka” bukan [زوجتك] “zaujatuka”
Dan [زوج] “zaujun” bentuk jamaknya [أزواج] “Azwaajun”, dan sekali lagi contohnya dalam Al Qur’an yaitu doa yang sering kita baca,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
“”Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqon : 74)
Dalam ayat digunakan [أزواج]”azwaaj” bukan [زوجات] “zaujaat”
- kata [بيع] “bai’un” artinya penjualan, dia juga bisa berarti kebalikannya yaitu: pembelian. Dalam bahasa Arab pembelian lebih dikenal dengan [شراء] “syira’”.
Penerapannya dalam hadist,
إِذَا اخْتَلَفَ الْبَيِّعَانِ فَالْقَوْلُ قَوْلُ الْبَائِعِ وَالْمُبْتَاعُ بِالْخِيَارِ
“Apabila penjual dan pembeli berselisih maka perkataan yang diterima adalah perkataan penjual, sedangkan pembeli memiliki hak pilih “. (HR. At Tirmidzi III/570 no.1270, dan Ahmad I/466 no.4447. dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ Al Ghalil no: 1322)
Begitu juga dalam ayat Al Qur’an
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al Baqarah : 275)
- begitu juga dengan kata [قمر] “qomar” yang artinya bulan, bisa berarti matahari juga. Dan masih ada contoh yang lainnya.
>>Salah baca sedikit artinya sangat jauh berbeda bahkan bisa bertentangan
Misalnya,
- kalimat [الله أكبر] “Allahu akbar” artinya : Allah Maha Besar
Jika dibaca [آلله أكبر] “Aallahu akbar” dengan huruf alif dibaca panjang, artinya: apakah Allah Maha Besar?
- surat Al Fatihah ayat ke-5, [إياك نعبد وإياك نستعين]
Jika dibaca “IYYaaka na’buduu” dengan tasydid huruf “ya” artinya: “Hanya kepada-Mu Kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
Jika dibaca “iYaaka na’budau” tanpa tasydid huruf “ya” maka artinya: ““kepada cahaya matahari kami menyembah dan kepada cahaya matahari kami meminta pertolongan”
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan hal ini dalam tafsirnya,
وقرأ عمرو بن فايد بتخفيفها مع الكسر وهي قراءة شاذة مردودة؛ لأن “إيا” ضوء الشمس
“’Amr bin Faayid membacanya dengan tidak mentasydid [huruf ya’] dan mengkasrah [huruf alif]. Ini adalah bacaan yang aneh dan tertolak. Karena makna “iya” adalah cahaya matahari.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 1/134, Asy Syamilah)
Masih ada contoh yang lain misalnya “JamAAl” artinya keindahan sedangkan “jamAl” artinya unta.
Masih ingin tahu keunikan-keunikan lain dari bahasa arab? Tunggu kelanjutannya, insya Allah…
Penyusun :
Ust. dr. Raehanul Bahraen (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)