شِبْهُ الْجُمْلَةِ
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah
Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat
Contoh:
أمَامَ, وَرَاءَ – ظَرْفُ الْمَكَانِ
بَعْدَ , قَبْلَ – ظَرْفُ الزَّمَانِ
Isim yang terletak setelah huruf jer dan zhorof maka secara umum berharokat akhir kasroh (Isim Majrur)
Contoh:
مِنَ السُوْقِ – جَرٌّ وَ مَجْرُوْرٌ
أمَامَ المَنْزِلِ – ظَرْفٌ وَ مَجْرُوْرٌ
Dengarkan Kajian:
Print This Post
60,053 views

2nd December 2008 pada waktu 2:38 am
Afwan, Menarik sekali penjelasan-penjelasannya. Mohon juga di muatkan tulisan-tulisan materi Arab Gundul, termasuk kosa kata yang belum pernah, sehingga bisa langsung dipraktekan cara membaca text kitab gundul. Tulisan Arab Gundul yang pendek-pendek saja…1-2 paragraf. Lumayan untuk memacu latihan. Demikian Jazakallah.
16th December 2008 pada waktu 10:57 pm
tanya akh;
kenapa zhorof tidak termasuk pada kelompok huruf dari harfu maaniya seperti halnya Jer dan Athof?
atau kenapa Athof tidak masuk dalam syibhul jumrah seperti halnya Jer dan zhorof?
2nd January 2009 pada waktu 7:59 am
akh…afwan klo ana lancang…
diatas antum bilang zorof termasuk ke dalam fi’il, klo sepengetahuan ana… fi’il itu hanya terbagi 3 : Madhi, Mudhari, Amr. bahkan beberapa linguis berpendapat bahwa fi’il amr sesungguhnya dibangun berdasarkan fi’il mudhari nya, karena ada kemiripan bentuk dan mempunyai pola UI, maksudnya jika ‘ain fi’il pada mudhari nya berbaris dhamah, maka amr nya dimulai dengan baris dhamah (yaktubu-uktub), sedangkan bila ain fi’il nya fathah dan kasrah, maka amr nya dimulai dengan baris kasrah (yaftahu-iftah, yadhribu-idhrib)
afwan akh kalau ana salah, ana hanya mencoba menyumbang saran..
jazakallah
6th January 2009 pada waktu 5:03 am
Mungkin maksudnya pada jawaban yang disampaikan oleh moderator bahwa:
ana rasa yang dimaksud oleh tim badar online adalah isim (Wallahu a’lam)
Satu tambahan mengenai mengapa mengapa athof tidak dimasukkan ke dalam syibhul jumlah adalah karena konsekuensinya dalam i’rab. (Mungkin pelajaran ini belum disampaikan oleh karena itu silakan terus simak badar.online ini)
Konsekuensinya yaitu Syibhul jumlah (baik jer-majrur maupun zharaf-muhdaf ilaihi), bisa di i’rab sedangkan huruf ‘athaf dan ma’thufnya semata tidak bisa di i’rab. Contohnya pada kalimat:
إنّ الله في السماء(Inna Allaha fi as Samaa-i)
I’rabnya:
Inna (sesungguhnya): huruf
Allaha (Allah): manshub sebagai isim inna
fii as Samaa-i (di atas langit): Syibhul jumlah yang dianggap marfu’ (fii mahalli raf’in) sebagai khabar inna
Adapun huruf athaf-ma’thuf masing-masing di i’rab sesuai kedudukannya misal:
إنّ محمدا و زيدا في المسجد
(Inna Muhammadan wa Zaidan fii al-Masjid)
Maka i’rabnya:
Inna: huruf
Muhammadan: manshub, Isim inna
Wa: huruf athaf
Zaidan: manshub, athaf kepada Muhammadan
fii al-Masjid: Syibhu al-Jumlah dalam status marfu’ (fii mahalli raf’in), Khabar inna.
Kita lihat bahwa Wa Zaidan, tidak bisa dii’rab sekaligus seperti fii al-Masjid.
Pengetahuan mengenai Syibh al-Jumlah ini sangatlah bermanfaat untuk kasus Khabar (Khabar, Khabar kaana dan khabar inna) karena semua Syibhu al Jumlah akan berfungsi seperti Jumlah dalam hal i’rab pada kasus-kasus tersebut.
Wallahu a’lam
6th January 2009 pada waktu 6:45 am
29th January 2009 pada waktu 7:11 pm
akh audio nya masi lom bs di download katanya An audio codec is needed to play this file. To determine if this codec is available to download from the Web, click Web Help. shukron jazealan
29th January 2009 pada waktu 11:52 pm
Silakan diikuti dulu panduan pada link:
http://badaronline.com/panduan
Kami baru saja mencoba dan bisa, dicoba sekali lagi akh, mungkin ada masalah di browser ketika download.
30th January 2009 pada waktu 4:05 pm
semuanya bs di download kecuali yg satu ini……. klo emank browse saya yg bermasalah bukanya hrsnya semua saya ga bs download … maaf merepotkan….
19th March 2009 pada waktu 5:57 pm
adalah bagus jika di buku atau di gumpulkan satu edisi dalam mencari maklumat .contohnya.. wazan2 tasrif fi`il thulasi yang mempunyai tiga bahagian; iaitu di tambah satu huruf,ditambah dua huruf dan ditambah tiga huruf..selain itu ,saya mengharapkan pihak yang berkenan agar dapat menerima cadangan saya ini. saya juga mengambil aliran agama amat memerlukan sekali teknik pengunaan bahasa arab.jika ingin bertanya lebih mendalam emailkan ke drzi19@yahoo.com . insyaallah saya akan membalasnya…
31st January 2011 pada waktu 12:58 pm
akhi gimana kalo kita bareungan chat pke b. arab??? kita tentuin waktunya kapan ???
8th October 2011 pada waktu 2:56 pm
bermanfaat buat saya, tertarik dengan hiwar dan kitab gundul, kapan bisa belajar /?
22nd October 2011 pada waktu 3:42 pm
syukron akh.ats ktrsdiaanx pjrn ini ahmduiah bsa namba2 imu
8th February 2012 pada waktu 2:21 pm
alhamdullah ahasa arab lagi tanpa sna bis belajar tanpa susah2, kemana kemari mencari guru buat belajar b. arab
1st May 2012 pada waktu 11:03 am
assalamu’alaikum akh..
mw tnya nih, bs gak sibhul jumlah jd mubtada’
10th October 2012 pada waktu 12:45 pm
@rien
و عليكم السلام و رحمة الله
Syibhu Jumlah, seperti : في المسجد dan أمام المسجد tidak bisa jadi mubtada`, bisanya jadi khobar…..
berarti jika kita dapatkan jumlah seperti ini : في المسجد رجلٌ , maka Mubtada`nya adalah : رجلٌ , namun ia dita`khiir (dibelakangkan).
wallaahu a’lam.
31st May 2013 pada waktu 4:14 pm
assalamualaikum
saya mau nnya nih pak ustadz,.
jumlah jer majrur itu harus takluk ke mana aja?
kalau ada kalimah fiil udah jelas ,tapi kalau semisal enggk ada kalimah fiil harus ke mana?
di tunggu jawabannya
terimakasih sebelumnya ,.
16th July 2013 pada waktu 4:47 pm
Syukran Jazakallah khair untuk artikel yang menarik ini, semoga bermanfaat bagi kami, ilmu mangkin bertambah
15th September 2017 pada waktu 8:22 pm
@Deni
harus takluk maksudnya apa ya? :)
jar majrur itu bisa setelah isim maupun fi’il
misalnya yang setelah isim kalimah
محمد في البيت