Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan khobar, sehingga menashabkan mubtada dan merofa’kan khobar.
Mubtada’ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna.
Khobar yang telah dirofa’kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.
Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi khobar inna.
Contoh:
إِنَّ اللهَ حَكِيْمٌ (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana)
إِنَّ عَلِيًّا ذَكِيٌّ (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas)
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ (Sesungguhnya Agama ini mudah)
Perincian kalimat:
اللهُ حَكِيْمٌ — إِنَّ اللهَ حَكِيْمٌ
عَلِيٌّ ذَكِيٌّ — إِنَّ عَلِيًّا ذَكِيٌّ
الدِّينُ يُسْرٌ — إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
Dengarkan Kajian:
Print This Post
19,312 views

30th July 2009 pada waktu 3:10 am
bahasa arab memang penting bange..tt
tapi ana pingin belajar mulai awal banget
gimana caranya dongg
sukron.
30th July 2009 pada waktu 8:17 am
Untuk mempelajari dari awal, silakan lihat link berikut:
http://badaronline.com/daftar-isi
30th July 2009 pada waktu 8:54 am
QS. Attaubah (9) : 3. kata warasuluhu mengapa tidak warasulahu. bukankah kata itu mengikuti Allaha sebagai isim anna. mohon penjelasan.
31st July 2009 pada waktu 1:13 am
#sunanto
Bukan akh, kata tersebut bukan athaf dari isim anna, Kata “Rasuluhu” marfu sebagai mubtada, khobarnya mahdzuf, takdirnya adalah “wa rasuluhu bariun minhum”, khobarnya di hapus karena konteksnya sudah jelas berdasarkan kalimat sebelumnya. Jadi wawu di sini bukan wawu athaf kepada lafazh jalalah Allah.
31st July 2009 pada waktu 6:22 am
assalamu’alaikum
ustadz, mohon aturan penulisan angka dipadukan dengan isim bisa dibahas.
syukron
30th August 2009 pada waktu 6:24 pm
apa yang dimaksud dengan nawaasikh pada kaana dan inna? mohon penjelasannya
30th August 2009 pada waktu 10:03 pm
#nia
Nawaasikh maksudnya menghapus hukum sebelumnya. Inna yang masuk pada mubtada dan khobar menghapus hukum mubtada, yang sebelumnya marfu menjadi manshub, begitu pula kaana, karena masuk pada mubtada khobar, maka ia menghapus hukum pada khobar, yang sebelumnya marfu menjadi manshub.
Semoga penjelasan ringkas ini bisa di mengerti, penjelasan detailnya silakan simak kembali penjelasan dari pemateri.
BarakAllah fikum
26th December 2009 pada waktu 9:42 pm
Ustadz, bagaimana dengan inna yang diikuti jumlah fi’liyah, seperti pada ayat:
إنّ اَرْسَلنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَ نَذِيرًا
Yang mana yang berlaku sebagai isim inna? Mohon penjelasannya.
27th December 2009 pada waktu 12:15 am
Afwan ustadz, udah ketemu penjelasannya di ebook إعراب القرآن وبيانه Al-baqarah ayat 119. Ternyata ayatnya إنّا(inna + dhomir nahnu), baru khobar inna اَرْسَلنَاكَ(ghoiru mufrod, jumlah fi’liyah).
15th October 2010 pada waktu 1:19 pm
bagaimana jika inna atau kana tersebut terletak d tengah” kalam??
18th June 2012 pada waktu 6:05 am
audio tuk bhsa Arab dasar 60 tidak bisa di download….syukron
10th October 2012 pada waktu 10:18 am
@hakim
‘afwan,,, wallaahu musta’aan