Faidah:
1. Khusus untuk lafazh jalalah Allah الله, hanya boleh menggunakan huruf nida’ يَا .
Contoh:
Biasanya untuk memanggil lafzhul jalalah Allah digunakan اَللّهُمَّ (Ya Allah)
2. Terkadang munada dibuang huruf nida’nya
Contoh:
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ Asalnya adalah يَا رَبَّنَا
يُوْسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا Asalnya adalah يَا يُوْسُفُ
3. Jika munada’ mudhof kepada ya’ mutakallim maka ya’ boleh dibuang.
Contoh:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا Asalnya يَا رَبِّي
وَلَدِ تَعَالَ! Asalnya يَا وَلَدِي
Print This Post
15,478 views

8th February 2010 pada waktu 6:59 am
assalamua’laikum … saya ingin bertanya . pertama , Sebenarnya ada berapa tahap sih jika kita ingin menguasai bahasa arab baik lisan ,tulisan dan cara mengartikan ? kedua . saya masih belum faham apa fungsi masdar dalam suatu kalimat bahasa arab . Mohon dijelaskan dan kalau perlu berikan contohnya dalam kalimat . NB: jika email saya sudah dibaca mohon segera membalasnya .Jazakallah khoiron .
14th February 2010 pada waktu 4:40 pm
#hendro laksito
Tahapan dalam mempelajari bahasa arab adalah menguasai mufrodat (kosakata) kemudian ilmu shorof dan ilmu nahwu, tiga ilmu ini adalah yang paling penting untuk dipelajari ketika ingin menguasai bahasa arab.
Mashdar adalah salah satu elemen dalam bahasa arab yang menandakan suatu isim, fungsinya tentu banyak sekali dan sulit diterangkan satu persatu. Sebagaimana dimisalkan kata benda dalam bahasa indonesia. Apa fungsinya, bisa ditemukan sendiri dengan banyak menelaah.
wa jazakumullahu khairan.
23rd February 2010 pada waktu 7:57 am
السلام عليكم
اخي minta bantuannya, saya butuh referensi mengenai Harfun Nida serta fungsi-funsinya
شكرا
24th February 2010 pada waktu 7:26 am
#ham3d
Referensinya masih dalam bentuk buku akhi, diantaranya bisa dilihat di kitab mulakhosh qowa’id lughoh ‘arabiyyah.
26th February 2010 pada waktu 9:34 pm
Saya kurang faham tentang isi kitab itu, bahasanya terlalu sulit dicerna buat saya. Di laptop ada Maktabah Syamilah isi 6600 kitab salah satunya berisi kitab tersebut.
Apa ada referensi buku yang kira-kira mudah dicerna, terutama materi munada ini. Saya belajar bahasa arab, cuma saya kurang basic. Maklum dari SMA…
12th May 2014 pada waktu 4:58 pm
Assalamualaikum… Pak saya mau tanya seputar penghadzafan harfun nida contohnya pada lafadz Allah. mengapa ketika Lafadz Allah, Robbana/robbi, dan Allahumma, adat nidanya dibuang?? terimakasih…
21st May 2014 pada waktu 11:05 am
assalaamu ‘alaikum , wr ,wb
maaf akhi , la’alas showab , untuk contoh diatas
3. Jika munada’ mudhof kepada ya’ mutakallim maka ya’ boleh dibuang.
Contoh: رَبِّي زِدْنِي عِلْمًا asalnya يَا رَبِّي
lafadz “robbii ” …. apakah huruf yak nya tetap masih ada atau bagaimana jika di depannya di tambah yaa ? syukron
24th May 2014 pada waktu 3:47 am
@nawawi
wa’alaikumussalam
na’am akhi, afwan ya mutakallimnya belum dihilangkan, sudah kami benarkah teksnya, jazakumullahu khairan
24th May 2014 pada waktu 3:49 am
@ham3d
untuk pelajaran bahasa arab dalam bahasa indonesia yang dijual bisa dilihat pada link ini:
http://toko-muslim.com/tag/bahasa-arab
24th May 2014 pada waktu 3:52 am
@almeera
wa’alaikumussalam
ya kalau ditanya mengapa, memang bahasa arab seperti itu, untuk lafazh jalalah Allah memang ada pengkhususan jadi Allahumma. Untuk kalimat lain ya nida di buang karena secara makna sudah jelas, jadi tidak pakai huruf nida pun sudah dipahami bahwasanya kalimatnya adalah seruan.