05-12-2015
Banyak mereka-mereka yang mengeluh akan kesulitan yang senantiasa dihadapi. Bukannya bersabar, namun mereka justru menjadi putus asa dan hilang harapan. Dan sikap seperti ini merupakan kesalahan.
Lantas bagaimana sikap kita?
Perhatikan penggalan surat Al-Insyirah ayat 5-6 berikut:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6
Pada ayat ini, Allah mengulang kalimat yang sama sebanyak dua kali. Apa maknanya? Selengkapnya… »
16-06-2015
>>Mengandung informasi yang padat dan ringkas
Hanya dengan beberapa huruf yang menyusun kata, Bahasa Arab bisa mengungkapkan banyak ungkapan. Kita ambil contoh kata [عين] “’ain” yang umumnya dikenal artinya: mata.
Jika kita membuka kamus artinya sangat banyak yaitu:
manusia, jiwa, hati, mata uang logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan, ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta, riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya.
Kemudian dalam bahasa Arab juga dikenal istilah pembuangan kata atau kata yang disembunyikan yang dikenal dengan istilah “mahdzuf”.
Selengkapnya… »
04-02-2015
Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 70:
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ
“Mereka (Bani Israil) berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami agar Dia menerangkan kepada Kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena Sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi Kami dan Sesungguhnya Kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”
Dalam ayat ini Allah mengisahkan tentang perbuatan Bani Israil yang “ngeyel” terhadap Nabi Musa dengan meminta perkara yang sebenarnya dimudahkan untuk mereka. Dalam ayat-ayat sebelumnya Allah menceritakan bahwasanya Allah hanya memerintahkan kaum Nabi Musa untuk menyembelih seekor sapi, akan tetapi mereka terus bertanya sehingga Sapi yang awalnya mudah dicari menjadi sulit karena kriteria-kriteria yang mereka minta demikian detil. Akan tetapi karena mereka mengucapkan “Insya Allah” maka mereka akhirnya dapat menemukan sapi yang dicari.
Selengkapnya… »
02-10-2014
>>Ada pola dan cetakan kata [wazan] untuk mencetak kata
Ini mempermudah kita agar mengetahui kata dan lebih mudah menghapalnya. Ini yang dikenal dengan istilah [وزن] “wazan” yang terangkum dalam ilmu shorof bahasa Arab. Kita tinggal menghapal pola dan cetakan “wazan” atau yang disebut “tahsrif”, maka kita bisa memproduksi atau melahirkan berbagai macam kata.
“Wazan” tersebut diwakili oleh kata [فعل] dengan huruf [ف] sebagai wakil huruf pertama dan [ع] wakil huruf kedua dan [ل] wakil huruf ketiga huruf ketiga.
Selengkapnya… »
25-09-2014
>>Memiliki ungkapan yang teliti dan lengkap
Contohnya dalam ungkapan waktu,
–Dazur [درور] Waktu mula-mula timbul matahari di waktu pagi
–Buzugh [بزوغ ] Waktu mula timbul matahari selepas waktu dazur
–Dhuha[ضُحى ] Waktu mula terasa bahang panas matahari
–Ghazalah [غزالة ] Waktu matahari mula naik selepas waktu dhuha
–Hajirah [حاجرة ] Waktu tengah hari yang mula terasa kepanasan
–Dzuhr [ظهر ] Waktu tengah hari matahari mulai naik menegak
–Zawal [زوال ] Waktu matahari berada tegak di atas kepala
-‘Ashr [عصر ] Waktu siang mula berakhir matahari kemerah-merahan
-‘Ashil [عصيل ] Waktu matahari mulai condong ke arah barat
–Shabub [صبوب ] Waktu matahari semakin menghilang
–Ghurub [غروب] Waktu matahari mula terbenam
–Khadur [خدور ] Waktu matahari hilang dari pandangan atau gelap. Selengkapnya… »
18-09-2014
>>Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa Arab
Mungkin ada yang bertanya : “Berarti agak susah juga kalau berbicara dalam bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata. Bagaimana juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara bahasa Arab?”
Maka jawabannya adalah mereka menggunakan bahasa Arab ‘Ammiyah (atau bahasa Gaul menurut bahasa kita) dan kurang memperhatikan kaidah. Dan ini yang lebih penting, supaya bisa selamat dan tidak salah membaca digunakan prinsip,
[تجزم تسلم] “Tajzim taslam” artinya: “engkau jazm-kan maka engkau selamat”
Maksud men-jazm-kan adalah mensukunkan semua huruf akhirnya pada tiap kata, contohnya,
[أحمد هو غائب لا يحضر في الفصل] “Ahmadu huwa ghaaibun laa yahduru fil fashli”
Artinya: Ahmad tidak hadir, tidak ada dikelas.
Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti “AhmaD Huwa GhaaiB laa yahdhuR fil faSHL” Selengkapnya… »
11-09-2014
>>Beda bacaan tetapi artinya sama saja (satu kata bisa I’rab-nya berbeda-beda)
Contohnya pada kalimat,
[أحب الفاكهة و لا سيما برتقال] “Aku menyukai buah-buahan, apalagi buah jeruk”
Maka kata [برتقال] “burtuqool” bisa dibaca dengan keseluruhan empat macam bacaan pada akhirnya karena berbeda I’rab-nya bisa dibaca “burtuqoolUN” atau “burtuqoolAN” atau “burtuqooliN” atau “burtuqool”
Selengkapnya… »
04-09-2014
>>Satu kata bermakna ganda dan maknanya berkebalikan sekaligus
Ada beberapa kata bisa bermakna ganda dan uniknya maknanya bisa berkebalikan. Maknanya bisa dibedakan dengan melihat konteks kalimat.
Misalnya,
- Kata [زوج] “zaujun” arti aslinya adalah suami dan uniknya dia juga berarti pasangan,sehingga bisa kita artikan istri.
Kita lebih mengenal bahwa bahasa arab istri adalah [زوجة] “zaujatun”. contoh yang valid dalam Al Qur’an:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
“Dan Kami berfirman : “Hai Adam, tinggallah kamu dan isterimu di surga ini” (QS. Al Baqarah : 35)
Dalam ayat digunakan [زَوْجُكَ] “zaujuka” bukan [زوجتك] “zaujatuka” Selengkapnya… »
17-06-2014
Keunikan-keunikan bahasa Arab
Berikut beberapa yang kami kumpulkan di antaranya:
>>Dua kata yang berbeda satu huruf saja artinya bisa berkebalikan
Misalnya,
-[نعمة] dan [نقمة] “ni’mah” dan “niqmah” artinya : nikmat dan sengsara
-[عاجلة] dan [آجلة] “’aajilah” dan “aajilah” artinya : yang segera dan yang diakhirkan/tertunda
-[قادم] dan [قديم] “Qoodim” dan “Qodiim” artinya : yang akan datang dan yang lampau
-[مختلف] dan [مؤتلف] “mukhtalifun” dan “mu’talifun” artinya : berbeda dan bersatu
Dan masih banyak contoh yang lain. Selengkapnya… »
05-05-2014
Pengantar
Bahasa Al Qur’an ini memiliki beberapa keunikan yang bisa kita dapatkan ketika mempelajarinya. Kami mengumpulkannya agar kaum muslimin bisa tertarik mempelajari bahasa Agama mereka. Karena bahasa Arab sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Akan tetapi Bahasa Arab di zaman ini sangat jauh dari kaum muslimin khususnya di Indonesia.
Cukup dengan mengerti dasar-dasar bahasa Arab, kaum muslimin bisa mengerti lebih dalam petunjuk hidup mereka dan tidak perlu bergantung dengan terjemahan. Dan terjemahan tidak bisa menggantikan makna keseluruhan Al-Quran, oleh karena itu dalam mushaf Indonesia ditulis “terjemah maknawi Al-Quran”. Agak menyusahkan juga jika ada pentunjuk jalan semisal peta, tetapi orang yang hendak ke tujuan masih belum menguasi benar petunjuk tersebut.
Sebagai contoh terjemah makna yang kami maksud kurang mengena tersebut, Selengkapnya… »
28-09-2012
اللّغة العربيّة سبيلُ العلْمِ الحقّ
Bahasa ‘Arab :
Jalan Mendapatkan ‘Ilmu yang Benar
‘Ilmu syar’i yang benar adalah sarana seorang hamba untuk ber’ibadah kepada Allah –ta’ala- dengan benar pula, sedangkan ‘ibadah adalah tujuan utama diciptakannya para jinn dan manusia, Allah –ta’ala berfirman- :
((و ما خلقتُ الجنَّ و الإنسَ إلاّ لِيعبدون))
“Tidaklah Aku (Allah) menciptakan para jinn dan manusia melainkan agar mereka ber’ibadah kepada-Ku)) QS. AdDzariyat:56. Selengkapnya… »
22-07-2011
Di masa Daulah Abbasiyyah, yang ketika itu peradaban Islam mulai berkembang, bahasa Arab menjadi bahasa internasional. Bahasa Arab menjadi bahasa peradaban yang ditandai dengan diterjemahkannya berbagai buku dari bahasa Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab. Dengan bahasa Arab pula, para sarjana Islam menulis berbagai karya dalam bidang kedokteran, teknik, matematika, sains, dan berbagai bidang ilmu yang lain. Bahasa Arab merupakan pengantar ilmu-ilmu tadi ke wilayah Eropa sehingga menjadi pondasi peradaban Eropa modern.
Selengkapnya… »
04-05-2011
Dalam satu kesempatan, penulis berbincang-bincang dengan salah satu dosen dari Universitas Cairo, Mesir. Saat itu, beliau akan mengisi seminar internasional tentang kebudayaan Arab di negara kita. Saat itu, penulis memang beliau undang untuk hadir dalam acara tersebut. Ada hal unik di tengah perbincangan hangat itu. Beliau menyampaikan bahwa selayaknya bahasa amiyah (pasaran) Mesir menjadi bahasa Arab yang digunakan secara resmi di dunia Arab. Ketika penulis tanyakan, “Mengapa harus demikian? Bukankah tiap-tiap negara Arab memiliki bahasa amiyahnya masing-masing?” Beliau menjawab, “Lho, bukankah kami (Mesir) punya Lembaga Bahasa Arab Internasional?[1] Mungkin saja itu terjadi.” Penulis balik bertanya, “Lalu, bagaimana dengan Al-Qur’an? Bukankah Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab fushah? Jika bahasa Arab Amiyah Mesir dijadikan standar bahasa Arab, apa jadinya nanti?” Selengkapnya… »
04-05-2011
Dalam bahasa Arab, terdapat pasangan kata yang unik. Jika masing-masing kata tersebut berdiri sendiri dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut akan memiliki makna yang sama satu sama lain. Namun, jika kedua kata tersebut terdapat dalam satu susunan kalimat, makna kedua kata tersebut justru berlainan. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak artikel di bawah ini, yang kami nukil dari situs www.pengenkemadinah.wordpress.com, dengan judul asli Pasangan yang Unik.
Pasangan yang Unik
Pasangan ini berpisah jika sedang berkumpul, tetapi berkumpul jika sedang berpisah.
Mereka adalah dua kata yang jika berkumpul lafadznya maka berbeda maknanya. Namun, jika tidak berkumpul lafadznya maka berkumpullah maknanya (mempunyai makna yang sama), makna kata yang satu mencakup makna kata yang lain. Kaidah ini dalam bahasa Arab sering disebut dengan: Selengkapnya… »
15-04-2011
Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki hendak menemui Sibawaih bermaksud ingin menandinginya dalam ilmu Nahwu. Ternyata Sibawaih sedang tidak berada di rumah. Lalu budak perempuan Sibawaih keluar menemui lelaki tersebut. Kemudian ia berkata kepada budak itu, “Di mana tuanmu, wahai budak?” Budak perempuan itu pun menjawab:
فاء إلى الفيء فإن فاء الفيء فاء
“(Tuan) pergi ke suatu tempat (berteduh), jika bayangan sudah pergi (maksudnya jika matahari berada di atas kepala -pen) maka dia (akan) kembali.”
Selengkapnya… »